MENARANEWS.COM (Demak) – Ajakan tersebut menyasar lintas elemen masyarakat, mulai dari Panwascam, Ormas, Sekolah, Perguruan Tinggi, Desa Pengawasan dan Desa Anti Politik, dalam konsolidasi pengawasan tahapan Pemilu Bawaslu Kab dan Pengawasan Ad-hoc dengan tema “Menjaga Spirit Pengawasan Pemilu yang Setara dan Adil”, di Hotel Amantis, Senin (12/12/22).
Dalam sambutannya, Ketua Bawaslu Demak, Khoirul Saleh, menyampaikan bahwa ada 5 hal yang menjadi pijakan penting dalam Pemilu. Pertama adalah adanya peraturan yang jelas, kedua adalah penyelenggara yang mandiri dan kredibel.
“Bawaslu memiliki penyelenggara dari Komisioner, Sekretariat, Panwascam hingga nanti panitia pengawas TPS yang bisa dipastikan mandiri dan kredibel,” ucap Khoirul.
Ia melanjutkan, untuk pijakan penting ketiga adalah taat aturan, yang mana Bawaslu selalu mendorong peserta Pemilu untuk taat aturan di mana untuk menjaga koridor ini Bawaslu memfokuskan pada pencegahan.
Keempat adalah pemilih tegas dan partisipatif. Di mana tidak hanya terlibat saat penjoblosan tapi juga dalam setiap tahapan terutama dalam pemutakhiran data pemilih.
Yang kelima, lanjut Khoirul netralitas, lanjutnya, yang mana artinya para pembuat kebijakan diharapkan tidak membuat kebijakan yang mengarah memenangkan salah satu peserta Pemilu
“Banyak ruang – ruang kosong yang tidak terjangkau Bawaslu. sehingga kami mohon sinergi dengan anda untuk sama sama mengawasi,” pintanya kepada para peserta konsolidasi.
Khoirul menyampaikan harapan agar Kab Demak menuju masyarakat madani, yakni tingginya supermasi hukum, menekankan keadilan sosial dan tingginya partisipasi dalam pelaksanaan Pemilu.
Sementara itu keberhasilan dalam pemilu juga tak lepas dari peran Pemda. Agung Widodo, selaku PLT Kabag Pemerintahan Sekda, dalam paparannya menyampaikan , Pemda memiliki peran dalam Pemilu, berupa bantuan dan fasilitas sesuai dengan ketentuan peraturan undang – undang. Diantaranya menempatkan SDM dan menyelenggarakan pendidikan politik demi meningkatkan Partisipasi masyarakat.
"Indikator keberhasilan Pemilu adalah tingkat Partisipasi masyarakat, karena sebaik apapun pelaksanaan Pemilu kalo tingkat partisipati masyarakatnya rendah maka dikatakan belum berhasil. Maka perlu dilakukan pendidikan politik bagi masyarakat. Singkat kata keberhasilan Pemilu dinilai dari hasil coblosan," ucap Agung.
Sementara itu terkait pentingnya peran Perempuan dalam Pemilu disampaikan Dian Navi dalam paparannya. Ia menyampaikan peran Perempuan harus ditingkatkan.
“Jika perempuan tidak mengambil peran maka maskulinitas politik ini akan terus terjadi, dan akan membuat turunnya partisipasi Perempuan,” ucap Dian.
Konsolidasi dan sosialisasi serupa akan selalu diselenggarakan Bawaslu sebagai ajakan untuk bersama – sama melakukan pengawasan terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilu. (Nungki)