MENARANEWS.COM (Demak) – Salah satu profesi yang langsung terkena dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) adalah komunitas penyedia jasa ojek online (Ojol). Keputusan yang diambil Pemerintah dirasa terkesan mendadak dan memberatkan bagi pelaku Ojol. Terlebih lagi beberapa hari paska diumumkannya keniakan BBM, belum ada tanda – tanda penyesuaian harga untuk tarif terbaru jasa online baik untuk diver motor maupum mobil.
Zanari Catur Rumana, Ketua Driver Online Demak (DOD), menyampaikan bahwa sejak isu BBM akan naik hingga akhirnya benar -benar naik semua pelaku ojek online merasa sedih dan kecewa.
“Kenaikan Pertalite sampai 40%. Jadi aya kira wajar kalau teman – teman merasa miris. Kami ini baru abis – abisan di gempur Pandemi. Tragisnya lagi, tarif baru untuk jasa online saja belum ada penyesuaian, padahal ini (kenaikan BBM –red) sudah beberapa hari lalu diumumkan,” ucap Zanari.
Kami memaklumi, lanjutnya, kalau di luar Kab Demak nanti akan banyak Ojol yang melakukan aksi penolakan yang mana Ojol Demak akan diajak ikut serta sebagai bentuksolidaritas.
“Kalo sampai ada yang aksi atau demo ya kami maklum. Karena memang kami yang langsung kena dampak kenaikan BBM ini. Namun walau begitu untuk kami di Kab Demak akan berfikir panjang untuk ikut aksi, apalahi kalau anarkis. Saya sebagai Ketua tidak akan menyetujuinya. Karena tidak ada faedahnya,” tegas Zanari.
Menurutnya Pemerintah sudah melakukan strategi untuk menaikkan BBM, sehingga pihaknya merasa tidak akan ada hasilnya melakukan aksi.
“Saat menikkan BBM ini Pemerintah sudah melakukan strategi. Dihembuskan isu naik duluan biar terjadi panic buying, tapi ternyata prank saja. Lalu saat landai ujuk ujuk di sore hari, bahkan hanya selisih 1 jam saja setelah diumumkan bahwa BBM naik. Jadi kalo sekarang demo, tetap BBM tidak akan turun,” ucapnya panjang lebar.
Kami berharap, lanjutnya, Pemerintah dapat benar -benar menepati janji pada masyarakat yakni mengurangi subsidi untuk mengurangi beban APBN negara bukan untuk dialihkan ke hal – hal yang unfaedah lainnya.
“Kalo mau ngajak masyarakat prihatin, maka yang elit juga harus prihatin. Karena banyak rakyat kecil sebenarnya apa itu subsidi salah sasaran, karena yang dipahami adalah harga bensin naik ya berarti harga lainnya naik, sehingga membuat semakin ambyar,” pungkasnya. (NSN)