MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Ikatan Mahasiswa dan Masyarakat Papua (IMMAPA) Bali menyayangkan adanya aksi dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Bali di Lapangan Parkir Timur Renon, Denpasar, Sabtu pagi (19/12/2022). Aksi tersebut dilakukan dengan agenda memperingati Hari Trikora.
Ketua IMMAPA Bali, Vladinier Yohan Kafiar mengatakan, aksi dari AMP Bali tersebut dilakukan tanpa melalui komunikasi dengan IMMAPA Bali sebagai organisasi resmi yang menaungi mahasiswa, pelajar dan masyarakat papua di Bali.
Pasalnya IMMAPA Bali baru mengetahui aksi AMP Bali melalui sebaran dari media sosial, pada malam sebelum aksi dilakukan. IMMAPA Bali pun langsung mengambil sikap untuk mengingatkan kawan AMP Bali agar menunda dahulu segala aksi turun ke jalan, sehubungan dengan telah dikeluarkannya surat edaran Gubernur Bali untuk tidak melakukan kegiatan berkumpul seperti aksi, sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
“Kami (IMMAPA Bali) sudah mengingatkan mereka (AMP Bali) untuk menahan dulu aksi turun ke jalan. Sehingga perlu berempati dan mendukung upaya Pemerintah untuk memulihkan kondisi Bali seperti sediakala,” ungkapnya.
Terkait adanya penyampaian “Papua merdeka” oleh AMP Bali, Vladinier menanggapi, tidak bisa melarang aspirasi seseorang atau kelompok mana pun, karena setiap orang memiliki hak untuk bersuara.
“Namun sebagai organisasi yang menaungi mahasiswa, pelajar dan masyarakat papua di Bali, kami mengajak agar seluruh elemen masyarakat papua di Bali agar fokus pada tujuan awal mereka berada di Bali. Yang menempuh pendidikan, silakan fokus pada pendidikannya, begitu pula untuk yang bekerja,” jelasnya.
Vladinier pun menambahkan, jika pun mahasiswa papua ingin menyuarakan aspirasi perihal papua, lakukanlah melalui jalur – jalur resmi. Melalui diskusi dengan mengundang akademisi ahli di media resmi.
“Melalui media resmi, dengan mengundang Profesor atau ahli yang memang paham isu terkait papua, serta mengundang pemerintah daerah. Sehingga mahasiswa yang ingin bertanya, menyampaikan aspirasi atau ingin lebih memahami isu perihal papua dapat mendapatkan informasi yang berimbang. Dan aspirasi mahasiswa atau masyarakat papua pun dapat diakui dan tersampaikan secara resmi dengan turut melibatkan rekan media massa,” tuturnya.
Sebelumnya diketahui bahwa aksi AMP Bali sempat dihadang oleh elemen masyarakat adat Bali, dan ditengahi oleh aparat Kepolisian Resor Denpasar. Massa aksi AMP Bali diamankan oleh Polresta Denpasar, karena menyerukan “Papua merdeka” dalam aksi mereka. Dan telah dikembalikan ke lokasi awal aksi setelah mendapatkan edukasi singkat dari Kapolresta Denpasar.
Kedepan Vladinier berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi dan mahasiswa Bali dapat lebih fokus pada pendidikanya.
“Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Dan mari tunjukkan bahwa mahasiswa papua bisa berprestasi juga di Pulau Dewata ini,” tutupnya.(*)
Editor: N. Arditya