MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Sebagai bentuk keberlanjutan ikatan kekeluargaan Mahasiswa dan Masyarakat Papua di Bali, Badan Pengurus Ikatan Mahasiswa dan Masyarakat Papua (IMMAPA) Bali mengadakan pelantikan kepengurusan periode 2020-2022, guna meneruskan tongkat estafet kepemimpinan pengurus sebelumnya. Pelantikan tersebut dilaksanakan di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) yang beralamat di Kompleks Pertokoan Sudirman, Kota Denpasar, Kamis (12/11/2020).
Selaku Ketua IMMAPA Bali terpilih periode 2020-2022, Vladinier Yohan Kafiar berkeyakinan untuk memajukan IMMAPA Bali sesuai dengan visi dan misinya yang telah dibawakan pada saat musyawarah. Kedepan Vladinier bermisi untuk membawa mahasiswa-mahasiswa Papua yang unggul, membangun tanah Papua dalam kerangka NKRI.
“Sebagai mahasiswa kita coba untuk berinovasi, berkreasi, jadi mahasiswa yang efektif, yang pintar, smart untuk membangun Papua ke depan,” jelasnya usai pelantikan.
Dalam memimpin IMMAPA Bali ke depan, Vladinier telah merencanakan berbagai program kerja unggulan. Salah satunya yakni berupaya untuk mengembalikan ekonomi masyarakat Papua di tengah era kenormalan baru atau new normal, dengan membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dan Papua Barat kembali mempromosikan keberadaan pariwisatanya dengan mengangkat tema kebudayaan.
“Jadi dengan mengangkat Papua di Bali, lewat budaya, saya rasa sangat efektif untuk mengembalikan pariwisata Papua. Itu program kita yang pertama di era new normal setelah Covid-19,” paparnya.
Selain itu, ke depan akan dilaksanakan juga seminar, diskusi, talkshow guna menyikapi berbagai isu yang berkaitan dengan Papua, untuk kemudian dibicarakan dalam forum resmi. Sehingga diharapkan melalui forum resmi tersebut, keberadaan Papua dapat semakin diakui pembicaraannya dan diakui pula orang yang berbicara.
“Itu menjadi upaya kami dari pengurus baru untuk mempersiapkan hal-hal seperti itu atas saran, masukan dari kakak-kakak senior kita yang sudah melewati itu,” tuturnya.
Tak hanya itu, sebagai Ketua IMMAPA Bali yang baru, dirinya juga akan mengajak para pelajar, mahasiswa dan masyarakat Papua yang ada di wilayah Bali untuk bersama-sama mentaati dan menghormati aturan-aturan hukum dan ketentuan adat yang berlaku serta ikut menjaga ketertiban maupun ketentraman sebagai satu keluarga.
IMMAPA Bali juga bakal terus menggandeng mahasiswa dan masyarakat Papua di Bali melalui berbagai kegiatan keagamaan. Bukan hanya dalam kegiatan Agama Kristen, tetapi juga merangkul mahasiswa dan masyarakat Papua yang Muslim, Hindu dan sebagainya.
“Jadi kita akan coba rangkul dalam kegiatan keagamaan. Jadi kalau Ramadhan kita sama-sama syukuran. Sekecil-kecilnya juga kita adakan itu,” terangnya.
Vladinier mengungkapkan, poin dari kegiatan keagamaan itu guna mengumpulkan mahasiswa dan masyarakat Papua sehingga mereka yang selama ini belum terlihat bisa turut bergabung bersama keluarga IMMAPA Bali.
“Mungkin awal starting kerja, kita akan kumpulkan database masyarakat Papua di Bali, dari yang kerja sampai yang mahasiswa dan baru lahir juga kita coba kumpulkan,” jelasnya.
Sementara itu, pengurus Demisioner IMMAPA Bali, Novita Itlay, berharap agar mahasiswa dan masyarakat Papua kedepan dapat lebih membuka diri dengan berbagai paguyuban masyarakat lainnya di Bali. Sehingga bisa melihat berbagai aspek di luar IMMAPA sendiri.
“IMMAPA sendiri merupakan organisasi kekeluargaan. Oleh karena itu, ke depan rasa kekeluargaan yang ada di IMMAPA Bali bisa lebih dieratkan.Terlebih mahasiswa dan masyarakat Papua yang berada di Bali cukup banyak, hanya saja belum dapat dirangkul secara keseluruhan,” ungkapnya.
Tantangan terbesar dalam menjadi pengurus IMMAPA, sambung Novita, yakni merangkul seluruh mahasiswa dan masyarakat Papua karena masing-masing mempunyai pola pikir yang berbeda.
“Itu yang menjadi tantangan tersulit dalam menjalankan organisasi. Namun bukan berarti hak tersebut tidak bisa dilakukan karena upaya itu bisa dilakukan tergantung dari niat dan kemauan dari pengurus,” pungkasnya. (*)
Editor: N. Arditya