MENARANews (KENDAL) – Memperingati hari Pariwisita Internasional yang jatuh pada 27 September 2020, Ikatan Alumni Stiepari/Akpari Semarang (Ikapari) melakukan kegiatan aksi sosial bertajuk Ikapari Berbhakti 2020, yang dilaksanakan di Desa Kartika Jaya, Kec Patebon, Kab Kendal.
Berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat desa wisata dilakukan oleh para alumni Sekolah Tinggi Pariwisata tertua di Jateng tersebut, seperti yang diucapkan Ketua Penyelenggara Ikapari Berbakti 2020, Edy Prasetyo.
“Ikapari Berbhakti 2020 ini kami lakukan selama 2 hari penuh dengan agenda
coaching clinic culiner, sarasehan dan penanaman mangrove, dimana kegiatan ini merupakan pre event Dies Natalies Stiepari/Akpari Semarang ke-50,” terang Edy Prasetyo.
Ia melanjutkan, bahwa Desa Kartika Jaya dipilih karena merupakan desa wisata binaan dari Stiepari Semarang. Selain itu, menurut Edy, masyrakatnya juga dinilai memiliki antusiasme dan potensi tinggi untuk membuat desa wisata maju dan berkembang.
“Acara demi acara yang kami lakukan mendapatkan respon yang baik, bahkan masyarakat antusias untuk secara komunal akan membenahi desa ini agar semakin layak dikunjungi, melihat desa ini memiliki sumber daya alam yang indah,” terang Edy
Dalam acara coaching clinik culinary, ueforia dari peserta yang mengikuti acara dirasakan chef Dede Hanafi yang memandu acara. Chef anggota dari Ikapari Chef Community (ICC) ini menyampaikan bahwa antusiasme sudah terasa sejak saat pemaparan hygiene dan sanitasi hingga saat mendemokan pembuatan amplang bandeng bersama chef Harnoko dan chef Anfa, yang juga bagian dark ICC.
“Amplang bandeng kami demo-kan, karena merupakan makanan camilan yang bisa digunakan sebagai pilihan oleh-oleh bagi pengunjung. Tinggal dibuat bagus kemasannya. Satu lagi dan utama adalah tetep nomor satukan higienenitasnya,” ucap Chef Dede.
Sementara itu saat sarasehan dengan peserta para pemilik homestay, alumni Stiepari, Kartika Tjahja Ningsih, yang menjadi narasumber memberikan penekanan bagaimana caranya mengelola homestay dengan baik.
Bahwa menurutnya kebersihan dan kenyamanan homestay merupakan hal paling penting, karena pada saat seseorang melihat brosur atau iklan pasti akan memiliki ekspectasi terhadap segala sesuatu yang dilihatnya.
“Jadi jangan sampai wisatawan yang datang seperti membeli kucing dalam karung, maka harus sesuaikan dengan foto dan iklan. Harus dikelola dengan bagus. Tidak perlu mewah yang penting tertata rapih dan bersih sebagai kriteria utama,” ucap Kartika, yang juga merupakan GM Le Beringin Hotel, Salatiga.
Diskusipun berjalan dengan seru dan gayeng. Para peserta diskusi saling bergantian bertanya pada narasumber. Salah satunya adalah pemilik homestay bernama Endang, yang mengharapkan bantuan pemasaran dari Ikapari.
“Desa ini berada di ujung dari Kab Kendal. Dimana kami memiliki Pantai Tiban yang punya pesona dapat melihat matahari terbit dan tenggelam. Namun kami masih lemah dalam pemasaran. Maka saya harapkan Ikapari dapat membantu memasarkan desa wisata kami,” ucap Endang.
Harapan tersebutpun langsung disanggupi oleh anggota Ikapari yang bergerak di bisnis tour n travel, merekapun mulai menyusun inovasi kreasi kegiatan wisata di Desa Kartika Jaya untuk dipasarkan.
Puncak acara dari kegiatan Ikapari Berbhakti 2020 adalah dengan penanaman mangrove di pulau Tiban yang hanya berjarak 3 kilo dari desa. Dengan menaiki perahu sembari menikmati terbitnya sinar matahari menuju pulau Tiban untuk kemudian melakukan penanamam 2000 mangrove bersama penduduk desa Kartika Jaya.
Ketua Umum Ikapari, Joko Yuni Isnanto, yang memimpin kegiatan penanaman mangrove tersebut menyampaikan bahwa, tujuan penanaman mangrove tersebut sebagai wujub bakti Ikapari untuk lingkungan hidup, terutama untuk mengantisipasi abrasi yang semakin mengikis tanah daratan pulau Tiban.
“Dalam rangka hari Pariwisata Internasional, kami dari Ikapari melakukan penanaman 2000 pohon mangrove. Semoga apa yang kami tanam ini dapat mencegah abrasi serta tumbuh subur sehingga bisa menjadi sabuk pantai di Pulau Tiban,” pungkas Ketum Ikapari. (NSN)