MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Polda Bali menyatakan telah lama melakukan hasil pemantauan terhadap dua terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), hingga akhirnya berhasil diringkus di di kawasan Jembrana, Kamis (10/10), pukul 02.35 Wita.
Terduga teroris bapak-anak berinisial AT dan ZAI sudah merencanakan amaliyah di Bali. Selain menyiapkan sangkur hingga panah, kedua terduga teroris ini sudah mengantisipasi jika terjadi penangkapan.
“AT dan ZAI, kedua terduga teroris ini, merupakan bapak dan anak, juga sudah merencanakan, apabila sewaktu-waktu ditangkap, merencanakan perlawanan dan membuang HP dan laptop ke dalam air,” kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja kepada wartawan di Denpasar, Bali, Sabtu (12/10/2019).
Hengky mengatakan barang bukti senjata tersebut sudah disita dari keduanya. Selain itu, polisi menyita laptop dan ponsel keduanya saat penangkapan.
Terduga AT juga diketahui kerap berkomunikasi dengan penusuk Menko Polhukam Wiranto, Syahrial Alamsyah alias Abu Rara. Mereka tergabung dalam satu grup WhatsApp (WA).
“Terduga AT mempunyai hubungan dekat dengan Abu Rara, dan berada dalam satu grup (WhatsApp) ‘Menanti Al Mahdi’ dan sudah mengetahui niat Abu Rara melakukan amaliyah,” tutur Hengky.
Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose menegaskan bahwa selama ini Tim CTOC berkoordinasi dengan Mabes Polri dan BNPT sudah melakukan pengawasan terhadap gerak-gerik terduga teroris AT dan ZAI.
“Kami melakukan pemantauan (observasi) kepada mereka. Pada waktu kejadian, yang kami tahu bersama (penikaman Wiranto), kami langsung berdiskusi, mengambil tindakan responsif,” terang Golose di sela-sela latihan menembak, Sabtu (12/10/2019).
Ditekankannya kembali, bahwa pola baru yang digunakan teroris jaringan JAD yakni dengan aktif membuat propaganda di media sosial, seusai menghadiri persembahyangan di Pura Linggar Cana Polda Bali Minggu (13/10/2019).
“Mereka aktif membuat propaganda dan komunikasi melalui media sosial, seperti mereka ada grup menanti kedatangan Imam Al-Mahdi. Oleh sebab itu, kita tidak boleh kalah. Kami berbicara seperti ini mereka juga monitor,” jelas Golose.
Golose juga membeberkan bahwa pemeriksaan terhadap dua terduga teroris yang ditangkap di Bali ini, dilakukan secara paralel antara Dirkrimsus Polda Bali bersama Densus 88.
“Karena ada kaitannya dengan jaringan Abu Rara dan di beberapa daerah lainnya, maka penyelidikan dilakukan bersama-sama antara Dirkrimsus Polda Bali dan Densus 88,” ujarnya.
Tim Densus 88 dan CTOC Polda Bali juga mengaku melakukan pemantauan selama lima bulan terhadap jaringan JAD di Bali ini.
“Lima bulan anggota saya melakukan pemantauan, melakukan preventif strike. Namun tentunya kami proses orang dengan criminal justice process. Penangkapan juga harus didukung dengan alat bukti. Dia baru komunikasi di sosial media, itu juga kami sudah pantau melalui Cyber Terrorism,” ungkapnya.
Perihal adanya kabar rencana objek wisata Ubud dijadikan target operasi jaringan JAD di pusat wisata Ubud, Golose enggan membuka target operasi.
“Yang melakukan pemantauan kita kok, tetapi saya tidak tahu itu (tempatnya),” kilahnya.
Berkenaan dengan peningkatan keamanan Bali, Golose pun menjamin bahwa semua stakeholder tetap bergerak mengamankan Bali, baik itu pusat-pusat pariwisata, bandara maupun pelabuhan.
“Tiap hari kita melakukan pengamanan, bukan hanya tiap hari. Tiap jam. Bali tetap siaga,” tegasnya.(DI)
Editor: N. Arditya