MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Aksi unjuk rasa di Pandeglang oleh ribuan massa lintas organisasi berujung ricuh. Negosiasi yang dilakukan pihak keamanan dan massa pengunjuk rasa, berakhir buntu sehingga menyulut emosi demonstran.
Kekesalan massa ditunjukkan dengan menyerang anggota kepolisian dengan air kemasan dan mengintimidasi petugas.
Pihak keamanan yang tergabung dari berbagai satuan mencoba bertahan. Namun situasi yang semakin tidak terkendali, memaksa petugas mengerahkan sejumlah kendaraan taktis seperti water canon dan menembakkan gas air mata untuk melerai massa.
Langkah itu malah membuat suasana makin mencekam. Beberapa demonstran mencoba terus merangsek barisan pengamanan. Akibatnya polisi harus mengamankan sejumlah peserta aksi yang dituding sebagai provokator kerusuhan.
Namun aksi itu hanyalah simulasi pengamanan yang dilakukan jajaran Polres Pandeglang. Simulasi dilakukan untuk menanggulangi aksi anarkis pengunjuk rasa jelang pelantikan Presiden Republik Indonesia Minggu lusa.
Kapolres Pandeglang, AKBP Indra Lutrianto Amstono menuturkan, latihan simulasi penanggulangan itu dilakukan agar anggota polisi lebih siap ketika terjadi kericuhan saat pelantikan presiden dan wakil presiden mendatang.
“Selain meningkatkan kemampuan anggota, simulasi juga untuk mengantisipasi pelaksanaan pelantikan presiden dan wakil,” kata Kapolres usai kegiatan simulasi di Alun-alun Pandeglang, Jumat (18/10/2019).
Kapolres menjelaskan, pihaknya sengaja membuat simulasi penanggulangan aksi anarkis layaknya sungguhan. Hal itu dilakukan agar anggota yang bertugas nanti siap dan tahu bagaimana untuk mengatasi massa yang ricuh.
“Hari ini latihan penanggulangan anti anarkis. Kita simulasikan agar anggota dalam kondisi di lapangan saat melaksanakan tugas, dalam kondisi seperti apa adanya. Artinya kondisi terburuk yang dihadapi seperti apa dan kita bagaimana cara menanggulanginya,” ujarnya.
Selain melakukan simulasi, Polres Pandeglang juga akan intens patroli untuk menyekat pergerakan warga yang ingin menggelar aksi ke Jakarta saat pelantikan nanti.
“Kita melaksanakan ada tiga tahapan, yang pertama mobile dengan patroli bersama TNI. Kemudian melakukan penyekatan dibeberapa titik, khususnya di perbatasan Pandeglang untuk mencegah masyarakat yang ingin mengganggu jalannya pelantikan presiden dan wakil presiden,” terang Indra.
“Ketiga, kami siagakan di Polres untuk sewaktu waktu dibutuhkan. Dengan begitu personel siap dan bisa segera meluncur ke lokasi,” tutup mantan Kapolres Soppeng itu. (IN)