MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Pembiayaan penyaluran dana KUR oleh perbankan saat ini di Bali menurut, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusa Tenggara, Rochman Pamungkas, sebagian besar disalurkan kesektor perdagaan. Kondisi tersebut disebabkan karena sektor perdagaan mungkin dipandang oleh pihak Bank memiliki kemampuan membayar yang terukur.
“Secara analisis kemampuan membayar tersebut kemungkinan dipandang memang sektor perdagaan lebih terukur jika dibandingkan dengan pergerakan dalam sektor-sektor lain,” jelasnya di Sanur, Denpasar, Rabu,(25/9/2019).
Misal disektor pertanian memiliki resiko yang sangat tinggi. Contohnya seperti, tanaman Jagung, Bawang dan tanaman jenis lain-lainnya tentu usaha tersebut ditentukan oleh faktor cuaca.
“Jika seandainya orang yang membiayai ini tidak mengerti mengenai pertanian mungkin tidak akan bisa mengukur kemampuannya. Maka dari itu, resiko disektor pertanian dipadang oleh perbankan saat ini masih tinggi,” ujarnya.
Sebenarnya penyaluran dana KUR oleh perbankan semestinya mampu membiayai sektor-sektor hulu. Yang nantinya akan mampu memberi penambahan sektor ekonomi.
“Penyaluran dana KUR, sebenarnya harus membiayai sektor-sektor hulu seperti, disektor Pertanian, Perikanan, Perkebunan yang nantinya akan dapat menambah pertumbuhan ekonomi sebenarnya. Akan tetapi, dalam prakteknya masih terkendala dipengukuran yaitu didalam kemampuan membayar tersebut. Jadi, jika dilihat saat ini tidak begitu banyak Bank-bank yang mengerti Perkebunan,” bebernya.
Jika dibandingkan dengan sektor perdagaan tentunya barangnya hanya itu-itu saja. Yang nilainya tingal ditabahkan saja. Misal saya beli barang dengan harga Rp 100 kemudian dijual dengan harga Rp 120.
“Jika dilihat secara barangnya tentu disektor perdagaan tidak akan bertambah hanya menambahkan nilainya saja. Sedangkan untuk jumlahnya tentu tetap,” katanya.
Dana KUR dananya dari masyarakat bukan merupakan dana dari Pemerintah. Tidak dapat disalahkan juga bahwasanya pihak Bank harus tetap berpikir save.
“Jika Bank menyalurkan dana tentunya dana tersebut harus kembali, karena dana tersebut merupakan dana masyarakat. Maka dalam memberikan kredit harus tetap berhati-hati meski dana tersebut dalam jumlah kecil,”sampainya.
Dia menambahkan, mungkin kedepan pelan-pelan OJK akan melakukan edukasi kepihak bank-bank juga, agar pihak bank nantinya berani membiayai sektor-sektor idealnya disektor hulu tersebut. Yang dilihat dari pertambahan ekonominya memberi efek positif juga tentunya.
“Ini akan kami lakukan secara pelan-pelan kepada pihak-pihak bank. Tentu tidak dapat dipaksakan juga,karena jika salah malah menjadi kredit macet, tentu membuat tidak bagus bagi juga bagi industri nantinya,” tutupnya.(DI)
Editor: N. Arditya