MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Sebanyak 18 bangunan sekolah di Kabupaten Pandeglang rusak akibat diguncang gempa berkekuatan magnitudo 6,9 pada Jumat malam kemarin. Namun jumlah itu masih bersifat sementara. Sebab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) setempat masih melakukan pendataan.
Kepala Dindikbud Pandeglang, Olis Solihin menyebutkan, sekolah yang rusak itu tersebar disejumlah kecamatan yang terdampak seperti di Cigeulis, Sumur, Panimbang, Cikeusik, dan Mandalawangi. 18 bangunan yang rusak tersebut terdiri atas 3 gedung SMA, 2 SMP, dan 13 gedung SD.
“Berdasarkan data yang diperoleh para Korwil Dikbud Pandeglang setidaknya ada 18 bangunan sekolah rusak terdampak gempa,” ungkap Olis Solihin saat ditemui di Gedung Setda Pandeglang, Pada Senin (5/8/2019).
Olis menjelaskan, sebagian besar sekolah yang rusak masuk kategori rusak ringan dan sedang. Sedangkan yang mengalami rusak berat hanya ada dua sekolah, yakni SDN Tarumanegara, di Kecamatan Cigeulis dan SMP Negeri 2 Sumur.
“Kategori rusaknya beragam. Tapi sebagian besar hanya rusak ringan saja,” sebutnya.
Meski rusak akibat gempa, namun Olis memastikan bahwa proses belajar mengajar tetap berlangsung. Bahkan sekolah yang mengalami rusak berat pun dipastikan tidak terganggu. Karena peserta didik bisa bergabung dengan kelas lain yang masih utuh.
“Ya saya koordinasikan dengan Korwilnya, ya diusahakan agar proses belajar mengajarnya terus dilaksanakan dengan cara menggabungkan kelas yang tidak berdampak atau tidak rusak,” katanya.
Terkait adanya kerusakan belasan gedung sekolah itu, Dindikbud Pandeglang terus melakukan koordinasi dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Banten guna mencari solusi. Mengingat kerusakan itu akan membutuhkan biaya untuk proses perbaikan.
“Jika sudah dirumuskan, maka hasil data tersebut akan kami serahkan ke Kemendikbud RI (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) sebagai bahan pengajuan bantuan,” tandasnya. (IN)