MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Bupati Pandeglang, Irna Narulita sepakat dengan wacana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) yang membolehkan Aparatur Sipil Negara (ASN) bekerja dari rumah. Irna menuturkan, sistem bekerja seperti itu dinilai dapat mengurangi beban pegawai yang dianggap rentan dihadapi stres tinggi.
Irna mengungkapkan, rutinitas kantoran kerap kali menimbulkan kepenatan dikalangan pegawai. Sehingga dengan memberlakukan bekerja dari rumah, diharapkan dapat me-refresh diri.
“Mereka masih bisa berkumpul dengan keluarga dan dia juga bisa lebih fokus karena suasana baru, refresh. Sambil teh dibuatin isteri, kan enak tuh yah? Makanan yang selama ini sudah lama tidak dibuatin, nanti bisa dibuatin. Gairahnya, passion-nya untuk Pandeglang,” kata Irna, Selasa (13/8/2019).
Bupati menilai, wacana itu bisa menjadi satu terobosan baru dalam bidang pemerintahan. Karena dia menyebut, sistem tersebut sudah lebih dulu digunakan dibeberapa negara lain.
“Jadi saya sangat setuju sekali karena memang kepenatan, stres tinggi, ketika di rumah beda. Ada kasih sayang yang murni di situ. Bisa menambah inovasinya dan kreatifitasnya,” sambungnya.
Kendati begitu, sistem ASN yang bekerja dari rumah sebaiknya tidak diterapkan diseluruh instansi. Pemberlakuan aturan itu cukup bagi ASN yang bertugas dibidang operator atau Informasi Teknologi (IT). Itu pun tidak setiap hari bekerja dari rumah.
“Saya menyambut baik wacana pusat bekerja dari rumah. Tetapi tidak selama seminggu juga, mungkin ada hari apa yang harus ke kantor. Dan tidak semua OPD. Kalau yang berhubungan langsung dengan publik kan tidak bisa. Tapi yang memegang peranan di situ bisa Bappeda, BP2D, atau BPKD. Karena OPD itu stresnya tinggi,”
Alumni Komisi IV DPR RI itu tidak khawatir jika sistem bekerja dari rumah disalah gunakan oleh pegawai. Karena meski tidak ke kantor, mereka tetap harus membuat laporan kinerja dan hasil yang sesuai tupoksinya.
“Jadi ada kebutuhan khusus yang bekerja di rumah, mungkin bertahap nanti bagi yang spesifikasi di IT dia bisa bekerja online. Jadi semuanya selesai dan ada reportnya, ada setiap hari kerjakan apa. Jadi koordinasi dan komunikasi pakai aplikasi semua,” bebernya.
“Tapi kalau menurut saya, tunjungannya jangan dibedakan. Karena memang orang-orang yang expert biasanya. Yang dibidangnya dan tanggung jawabnya berat,” sambung ibu tiga anak itu.
Irna menegaskan, pihaknya mendukung wacana pemerintah dan siap untuk mensukseskan program itu. Dia meyakini pemerintah pusat mempunyai indikator tertentu dalam memberlakukan aturan tersebut.
“Saya rasa pemerintah paham lah dengan aturan. Intinya kami support. Pasti indikatornya ada tuh, yang di rumah harus begini, reportnya harus per dua jam. Karena kan dia harus ada satu alat yang nyambung ke server data,” tandas wanita kelahiran 1970 itu. (IN)