MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM (Disperindag ESDM) Kabupaten Pandeglang mengaku kesulitan untuk menarik Pendapatan Asli Daerah (PAD) disejumlah pasar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Ada beberapa pedagang yang masih enggan membayar retribusi lantaran banyak fasilitas pasar yang mengalami kerusakan.
Kepala Disperindag Pandeglang, Andi Kusnardi mengakui, fasilitas di sejumlah pasar seperti Pasar Pandeglang, Picung, Panimbang, dan Saketi belum optimal. Ada beberapa sarana yang perlu diperbaiki diantaranya toilet dan pintu rolling door.
“Menurut saya, pemerintah daerah ini jangan hanya memungut retrubusi PAD saja, kita juga harus memberikan pelayanan kepada mereka, karena memang fasilitas di pasar pasar ini banyak yang rusak seperti roling dor, toilet. Nah ini harus kita benahi dengan anggaran kita, supaya potensi PAD bisa maksimal,” jelasnya, Rabu (28/8/2019).
Andi mengaku pihaknya sudah menganggarkan anggaran perbaikan pasar melalui APBD Perubahan tahun 2019 sebesar Rp350 juta untuk perbaikan empat pasar itu.
“(di APBD) Perubahan akan kita perbaiki. Total anggaran ada Rp350 juta lumayan untuk perbaikan beberapa kios dan toilet di empat pasar. Apabila ada tambahan lain, di 17 pasar Insya Allah PAD kita akan tercapai,” sambungnya.
Selain akibat fasilitas yang belum optimal, kendala lainnya yaitu ada beberapa pasar yang belum melakukan perjanjian penarikan PAD dengan Disperindag, seperti Pasar Menes.
Memang belum maksimal karena ada beberapa MOU seperti pasar Menes, yang belum di serahkan PAD ke kami,” kata Andi.
Dia menyebut, tahun ini Pemda menargetkan PAD sebesar Rp1,9 miliar. Namun sampai bulan Agustus, baru terkumpul 48 persennya. Meski begitu, Andi optimis target itu akan tercapai dipenghujung tahun.
“Kami akan memaksimalkan potensi PAD di 17 pasar yang ada di Pandeglang,” tegasnya. (IN)