MENARAnews.com, Gianyar(Bali) – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, untuk kesekian kalinya melakukan lawatan ke Bali yang kali ini mengunjungi Kabupaten Gianyar tepatnya di daerah Sukawati dengan langsung meninjau Pasar Sukawati, Jumat,(14/6/2019).
Dalam kesempatan tersebut Jokowi menyampaikan, angaran yang digunakan untuk revitalisasi tersebut berasal dari APBN sebesar Rp89 miliar dan dari APBD sebesar Rp3,9 miliar. Relokasi pedagang Pasar Sukawati telah dilaksanakan dan pekerjaan revitalisasi pasar ditargetkan rampung semuanya pada 2020.
“Kita harapkan ini, tahun depan sudah selesai semua,”jelasnya.
Dirinya berharap agar Pasar Sukawati nantinya bisa menjadi sebuah pasar rakyat yang modern, bersih, dan tertata sehingga membuat pengunjungnya nyaman untuk datang dan berbelanja. Terlebih pasar yang telah berdiri selama 38 tahun ini menghidupi 1.700 pedagang setiap harinya.
“Kalau ke Bali belum ke Sukawati itu belum ke Bali. Harus belanja. Ini menghidupi 1.700 pedagang, ini kan luar biasa. Enggak tahu saya sudah berapa kali ke sini,” ujarnya.
Dilanjutkan, untuk program pasar tradisional secara nasional, Presiden menuturkan pemerintah memiliki target yang sama seperti lima tahun yang lalu. Menurutnya, selama lima tahun ke belakang telah dibangun lebih dari 5.000 pasar besar dan sekitar 8.900 pasar desa.
“Ke depan sama, saya kira kita akan tetap pasar sebagai sebuah bertemunya penjual dan pembeli, produk-produk dari petani, nelayan, pengrajin. Pasar-pasar di seluruh Indonesia memang harus hidup,” pungkas Jokowi.
Dalam kunjungan ke Sukawati, Presiden dan Ibu Iriana sempat berbelanja buah-buahan, seperti semangka dan salak. Setelah meninjau Pasar Sukawati, Presiden RI dan Ibu Iriana melanjutkan perjalanan menuju Lapangan Kilobar, Kabupaten Bangli. Di sana, Presiden Jokowi akan menyerahkan sertifikat hak atas tanah untuk rakyat. Selanjutnya direncanakan Presiden akan menuju kawasan wisata Waduk Muara Nusa Dua, Kota Denpasar. Di lokasi ini, Presiden diagendakan melakukan peninjauan rehabilitasi dan penataan kawasan wisata.(DI)
Editor: N. Arditya