MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Pandeglang, Nina Kartini berharap Kepala Desa dan aparaturnya, mendapat hidayah supaya lekas bertaubat. Pernyataan itu menyinggung sikap sejumlah Kades yang memilih keluar ruangan lebih dini dalam acara Rapat Koordinasi Lintas Sektor Antar Lembaga Pemerintahan Tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten Pandeglang tahun 2019 di Gedung Shohibul Barokah, Selasa (25/6/2019).
Padahal kala itu, Nina bersama perwakilan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), sedang menyampaikan materi mengenai tata kelola pemerintahan desa termasuk pemanfaatan Dana Desa.
Namun para Kades yang merupakan peserta Rapat Koordinasi, memilih untuk keluar ruangan. Bahkan sebagian besar diantara mereka sibuk mengambil jatah makan siang yang disiapkan panitia.
Akhirnya kursi yang sudah disusun sedemikian rupa berdasarkan kecamatan, mendadak tidak berpenghuni. Dari pemantauan, sejumlah kecamatan yang kursinya nampak kosong seperti Kecamatan Cipeucang, Mekarjaya, Patia, dan Cikeusik.
“Sebetulnya kalau kebijakan kita di jam-jam istirahat enggak apa-apa. Tetapi kalau tidak balik lagi kita doakan saja supaya nanti dapat hidayah dan bisa taubat serta pemikirannya bisa ikut kepala desa yang lain,” singgungnya usai Rapat Koordinasi.
Kendati demikian, Nina memilih untuk berfikir positif menyikapi keluarnya para peserta. Dia menduga keluarnya sebagian Kades adalah untuk menunaikan ibadah salat. Mengingat jadwal penyampaian materi berdekatan dengan waktu zuhur.
“Mungkin karena jam materinya dekat pukul 12.00 WIB, mereka ada yang taat ibadah sehingga izin untuk melaksanakan salat zuhur. Adakan yang tepat waktu. Dia ga mau sampai ketinggalan?” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita membela para Kades. Irna berdalih meski sebagian Kades memilih keluar saat acara belum selesai, namun ia meyakini bahwa kegiatan itu akan menjadi sarana mentransfer ilmu dan pengetahuan antar Kades.
“Walaupun tidak semua mendengarkan, karena keluar atau ngobrol, tetapi setidaknya mereka bisa bersilaturahmi antar desa, antar kecamatan, bertukar pikiran tentang cara membangun desa,” kata Irna membela.
Bupati meminta sikap Kades itu dimaklumi. Karena dia memandang, kegiatan yang melibatkan peserta di atas 40 orang atau lebih, berpotensi tidak kondusif. Akan tetapi Irna meyakini jajarannya ditingkat bawah itu dapat menyerap semangat perubahan dan inovasi agar lebih maju.
“Hal-hal tersebut mohon dimaklumi, karena memang jika setiap kegiatan lebih dari 40 peserta, itu tidak konsen. Tetapi sepertinya saya sudah bisa mencium semangat perubahan dari kepala desa,” terangnya.
Senada diutarakan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD), Taufik Hidayat. Taufik menilai tujuan Kades keluar ruangan saat penyampaian materi tengah berlangsung untuk menunaikan ibadah salat zuhur.
“Jadi sekarang kita melihat orang mesti dari kacamata yang positif. Barang kali mereka keluar mau ibadah salat atau ke kamar mandi,” sebutnya.
Taufik meminta supaya hal itu tidak dipandang sebagai kinerja yang buruk. Karena dia menyebut, masih banyak Kades yang tetap mengikuti jalannya Rakor di dalam ruangan.
“Tidak berarti mereka bekerja tidak bagus. Tetapi harapannya apa pun yang terjadi kami ingin terus membina Kades agar lebih perhatian kepada masyarakatnya. Kalau dibandingkan di luar dengan di dalam, masih banyak kok di dalam,” tutup Taufik.
Rapat Koordinasi ini sendiri, diikuti oleh ratusan peserta, yang melibatkan 326 Kepala Desa beserta Sekretaris Desa, dan Badan Permusyawarat Desa. Kemudian diikuti pula oleh 36 Camat, Kepala OPD dan jajaran Koramil maupun Polsek di wilayah hukum Pandeglang. (IN)