MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – PT. Bumi Suksesindo (BSI), pengelola tambang emas dan mineral di Tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur secara aktif terus mengambil inisiatif dalam berbagai program pengembangan ekonomi daerah dan nasional. Berbagai terobosan yang dilakukan BSI telah memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Program hibah kepemilikan saham kepada pemerintah daerah telah menjadikan Pemkab Banyuwangi sebagai salah satu pemegang saham terbesar di tambang Tumpang Pitu. Kepemilikan saham tersebut melalui PT. Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), induk usaha dari PT. BSI.
Direktur PT. BSI, Boyke Abidin menjelaskan, kepemilikan saham oleh Pemkab Banyuwangi tersebut akan memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat Banyuwangi. Bukan hanya nilai saham yang terus meningkat, sebagai pemegang saham Pemkab Banyuwangi ikut mendorong lahirnya berbagai program CSR yang menguntungkan masyarakat.
“Secara finansial, kontribusi tambang Banyuwangi juga terus meningkat sejalan dengan aktivitas penambangan dan produksi yang bertambah. Kami memiliki komitmen jangka panjang untuk kemajuan Banyuwangi,” jelas Boyke dalam media gathering di Denpasar, Kamis (18/10/2018).
Wujud nyata lainnya, lanjut Boyke, PT. BSI meraih penghargaan sebagai wajib pajak kontributor terbaik tahun 2017 dari Kantor Pajak DJP Jawa Timur Ill KPP Pratama, Banyuwangi, Jawa Timur. PT. BSI juga menerima penghargaan sebagai wajib pajak yang memberikan kontribusi yang besar terhadap penerimaan pajak KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu, Jakarta Selatan. Hal ini menjadi bukti konkret kontribusi PT. BSI terhadap perekonomian dan pembangunan nasional.
Disisi lain, PT. BSI menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) secara aktif dan telah menjangkau sekitar 42.000-an warga, khususnya yang berada di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, lokasi Tambang Emas Tujuh Bukit berada. Program CSR PT. BSI fokus pada 4 bidang yang meliputi bidang kesehatan, pendidikan, pengembangan UMKM, dan pembangunan infrastruktur. Sebagai bagian dari tanggungjawab lingkungan, PT. BSI telah menjalankan program rehabilitasi yang mencapai total lahan seluas 21,08 hektar.
Tenaga kerja di tambang termasuk seluruh karyawan dan kontraktor saat ini berjumlah 1.795 orang, terdiri dari 99 persen warga negara Indonesia den 1 persen ekspatriat. Dari angkatan kerja, 60 persen berasal dari Kabupaten Banyuwangi, termasuk sekitar 38 persen dari Kecamatan Pesanggaran setempat.
Boyke menambahkan tahun 2017 adalah milestone penting bagi PT. BSI karena berhasil mencapai produksi perdana emas dan perak dari Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, yakni 142.468 Ounce (oz) emas dan 44.598 02 perak sepanjang 2017.
Pada tahun 2018 produksi emas PT. BSI ditargetkan meningkat menjadi 155.000 ounces (oz) 170.000 02 W~ Sampan Sernester l 2018, produksi emas sebanyak 83.713 oz dan perak 48.226 02. Tahun ini target peremukan bijih, penumpukkan dan pengolahan emas sebanyak 6,2 juta ton. Target tersebut sejalan dengan ekspansi lapisan oksida sebesar dua kali lipat menjadi 8 juta ton per tahun dan akan rampung pada kuartal pertama 2019.
Boyke menambahkan, PT. BSI berhasil mengelmbang dan memproduksi emas di Tambang Tujuh Bukit secara efisien melaluenggunaan teknologi heap leach (pelindihan) yang sangat memperhatikan aspek lingkungan. “Melalui pemanfaatan teknologi yang tepat dan kontrol kinerja yang baik, produksi emas di Tambang Tumpang Pitu sangat efisien. Efisiensi produksi emas di tambang Tujuh Bukit dipengaruhi juga oleh teknologi penambangan yang menggunakan model heap leach yang mennakan sistim SAG (Semi Autogenous Grinding) Mill. PT. BSI juga mampu melakukan efisiensi produksi berkat jarak pengangkutan bahan baku emas yang lebih dekat, serta konsumsi sianida dan konsumsi listrik yang lebih rendah dari perkiraan,” tutup Boyke. (NN)
Editor : N. Arditya