MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Dalam rangka mengantisipasi bencana Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan BPBD untuk melakukan sosialisasi dan mitigasi bencana kepada semua elemen masyarakat. Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG Denpasar, Ikhsan, saat ditemui di Kantornya, Jalan Pulau Tarakan Denpasar Barat.
“Mitigasi dan sosialisasi kami berikan melalui sosmed resmi maupun turun kelapangan langsung, masyarakat juga dapat menelpon kami standby 24 jam. Kami juga terbuka memberikan sosialisasi apabila pihak sekolah datang ke BMKG Denpasar. Direncanakan sosialisasi ke sekolah tahun 2018 sebanyak 20 sekolah, yang terealisasi 10 sekolah”, jelasnya, Senin, siang (30/10/2018).
Mengenai potensi rawan bencana di Bali adalah gempa bumi dan tsunami karena di sebelah utara Bali ada Sesar Naik Busur Belakang Flores atau dengan istilah teknis Flores Back Arc Thrust. “Hal tersebut kerap kita sebut Sesar Flores atau Patahan Flores), dimana Sesar (fault) sebagai permukaan yang retak di lapisan kulit bumi sehingga satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok lain. Sementara untuk di selatan merupakan zona subduksi lempeng Indo-Australia”, tegasnya.
Labih lanjut Ikhsan menjelaskan bahwa alat deteksi bencana yang dimiliki BMKG Denpasar saat ini terdapat 1 unit Seismometer, 5 Sensor deteksi gempa, dan 5 Accelerograph. “Seismometer 1 unit yang terintegrasi dan mempunyai 5 sensor di Bali (Tabanan, Singaraja, Karangasem, Denpasar, BMKG Denpasar) untuk pendeteksi gempa tektonik. Selain itu juga mempunyai 5 Accelerograph, yang digunakan untuk merekam getaran tanah yang sangat kuat dan untuk mengukur percepatan permukaan tanah dan semua berfungsi dengan baik, serta pada November 2018 Pemerintah Jepang akan memberikan bantuan Intensitymeter sebanyak 10 unit”, ujarnya.
Sementara itu di konfirmasi terpisah Kepala Pelaksana BPBD Denpasar, IB. Joni Ariwibawa menyampaikan Potensi kerawanan yang sering terjadi di Denpasar adalah banjir dan dampak adanya gempa bumi yang sumbernya dari luar Denpasar seperti belum lama terjadi yaitu gempa yang terjadi di Lombok dan Situbondo Jawa Timur. “Untuk banjir daerah yang sering berpotensi di Desa Padang Sambian, Padang Sambian Klod dan Bumiayu Sanur, Denpasar Selatan”, tutupnya. (NN)
Editor: N. Arditya