MENARAnews, Denpasar (Bali) – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan diselenggarakan pada tanggal 27 Juni 2018 tak akan berhasil dan sukses tanpa partisipasi masyarakat sebagai pemilih. Hal ini disampaikan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali Divisi Perencanaan dan Data Dra. Kadek Wirati di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), Denpasar, Minggu (4/2/2018).
Wirati mengatakan pihaknya saat ini sedang melaksanakan tahapan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) data pemilih di seluruh Kabupaten/Kota se-Bali. Dalam rangka pemutakhiran data ini, KPU Bali menerjunkan 10.179 orang Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) mulai tanggal 20 Januari hingga 18 Februari 2018. “Mohon diterima kedatangan petugas kami untuk pemutakhiran data,” pinta Wirati.
Sebagai penanda, PPDP dilengkapi dengan topi bertuliskan ‘PPDP’ dan ID Card KPU. Menurut Wirati PPDP akan mencatat masyarakat yang punya hak pilih tetapi belum masuk ke dalam data KPU, sebaliknya PPDP juga mencoret nama-nama yang tidak lagi punya hak pilih, misalnya warga yang sudah pindah, telah meninggal, warga sipil yang menjadi TNI/POLRI atau hal lain yang membuat warga tersebut tidak berhak.
Wirati juga mengatakan untuk bisa menggunakan hak pilih selain terdaftar dalam daftar pemilih, masyarakat juga harus mempunyai KTP elektronik, jika belum ada maka bisa menggunakan surat keterangan yang diterbitkan Disdukcapil setempat. Masyarakat juga bisa mengecek data pemilih atau mencari informasi tentang Pilkada di website resmi KPU Bali.
“Apabila belum terdaftar, masyarakat bisa lapor ke KPU terdekat, apakah PPK atau PPS,” imbuhnya. Ia berharap semua masyarakat yang memiliki hak pilih nantinya bisa memanfaatkan hak pilihnya, namun perlu peran serta masyarakat untuk mewujudkan hal ini.
Terkait kondisi Gunung Agung, Wirati mengatakan pihaknya akan menerjunkan PPDS ke pengungsian pada tahapan Coklit ini. Adapun jika kondisi ini masih berlangsung sampai bulan Juli mendatang, pihaknya akan membuat TPS di pengungsian.
Masih soal bencana, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bali Drs. Komang Kusuma Edi memanfaatkan PB3AS untuk mengingatkan masyarakat agar waspada dengan curah hujan yang tinggi di Februari 2018 ini.
Menurutnya hujan bisa berdampak turunan mulai dari genangan bahkan banjir, longsor atau angin kencang yang disertai pohon tumbang. Untuk itu pemerintah sudah memiliki lembaga yang bersiaga terhadap bencana, yakni Badan Penanggulangan Bencana yang sudah ada baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Bali.
“Badan ini selalu berkoordinasi dan berintegrasi dengan instansi lain. Menginformasikan seluruh potensi ancaman bahaya dan bencana agar diketahui seluruh masyarakat di Bali maupun di luar Bali,” kata Kusuma Edi.
Selain koordinasi antar instansi, menurutnya BPBD bekerjasama dengan masyarakat dan pihak swasta dalam hal penanganan bencana. Selain melalui pelatihan bencana, kerjasama ketiga belah pihak juga tampak ketika bahu membahu menangani bencana Gunung Agung. Ia berpesan kepada masyarakat agar menghentikan segala kegiatan apabila berada di daerah dengan potensi ancaman.
PB3AS kali ini dimeriahkan dengan kehadiran mahasiswa/mahasiswi STMIK STIKOM Bali. Selain menunjukkan bakat seni menyanyi, salah satu mahasiswa juga menyampaikan orasi dalam bahasa Inggris yang mengajak masyarakat untuk berinternet cerdas serta menghindari hoax dan ujaran kebencian.
Kepedulian terhadap kesehatan ditunjukkan mantan Rektor UNUD Prof. dr Ketut Sukardika yang mengajak masyarakat untuk hidup sehat. Bukan saja sehat Jasmani namun juga sehat secara rohani, sehingga bisa terhindar dari tindakan-tindakan tercela. Salah satu caranya adalah dengan membaca. Untuk memperkuat hal itu dokter spesialis syaraf Prof. dr. Sri Maliawan yang juga hadir dalam orasi mengatakan bahwa syaraf manusia bisa berkembang dan menumbuhkan cabang yang disebut dengan neuroplastisitas.
Hal ini bisa terbentuk apabila kita fokus dan melatih syaraf tersebut. Oleh karena itu ia mengatakan membaca lebih bagus dari pada bermain gadget.
Terkait pelayanan publik, Made Warta, warga Denpasar, menyampaikan keluhannya soal trotoarisasi yang belum selesai di sebelah barat lapangan Puputan Margarana yang kebetulan dekat dengan lokasi PB3AS. Selain itu, ia menyarankan agar ditempatkan loker di Pura Uluawatu mengingat kera disana terkenal garang. “Seperti di Alas Purwo, jadi sembahyang aman,” ujarnya.
Ia juga berharap agar ada dermaga penyeberangan ke Nusa Penida,sehingga apabila pulang dari Pura Dalem Ped Pemedek tidak basah kakinya setiap kali nyebrang. Terakhir ia berharap agar di depan Museum Bajra Sandi ditempatkan air mancur agar lebih menarik minat wisatawan. (NN)
Editor: N. Arditya