MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Bertempat di Loka Riset Perikanan Tuna DenpasarJalan Mertasari Sidakarya Denpasar berlangsung Kunjungan Komisi IV DPR RI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kunjungan Kerja Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017/2018. Kehadiran Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam rangka pengawasan budidaya ikan agar anggaran APBN dapat dimaksimalkan dan memberikan manfaat masyarakat pesisir. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Tim Komisi IV DPR RI Viva Yoga Mauladi dalam acara kunjungan tersebut, Denpasar (19/2/2018).
Menurutnya potensi ikan tuna sebenarnya masih bisa dimaksimalkan. “Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dimana saat ini dari sisi penangkapan ikan tuna relatif lebih turun daripada potensi yang masih ada karena beberapa hal salah satunya adalah consignmen dan banyak baby tuna yang ditangkap para nelayan”, ungkap Viva Yoga Mauladi.
Lanjutnya, hal tersebut menjadi masalah karena semakin banyak baby tuna yang di tangkap maka tuna akan semakin menghilang dan mengecil yang menyebabkan nelayan tidak bisa menangkap. Oleh karena itu apa yang dilakukan pemerintah dinilai cukup bagus yaitu melakukan budidaya ikan tuna khusus untuk yellowfin yang ada di daerah Singaraja Kabupaten Buleleng dimana perlu ditingkatkan efektifitasnya karena dari 1.000 telur yang berkembang hanya 2% saja. Kendalanya karena problem genetika dan teknologi.
Pihaknya menilai saat ini masih ada silang sengketa terkait ekspor – impor tuna. “Ada yang mengatakan tuna masih impor, tetapi dari Dirjen tadi mengatakan tuna tidak impor namun ekspor. Nanti dilihat data-data dari BPS itu cukup jelas menunjukkan apakah ikan tuna ada impor atau tidak. Karena data di lapangan menunjukkan bahwa ikan tuna masih ada impor dan data tersebut sangat menentukan swasembada pangan di Indonesia,” ujarnya.
Pengembangan ikan tuna sudah sangat bagus namun potensinya seharusnya masih bisa di kembangkan lagi. Fungsi konservasi ikan tuna untuk pemanfaatan dan pengembangan ekonomi, tidak berdiri sendiri karena apabila berdiri sendiri industri perikanan akan rusak dan tidak berjalan. (NN)
Editor: N. Arditya