MENARAnews, Bukittinggi (Sumatera Barat) – Tingkat hunian sejumlah hotel dan penginapan di Kota Wisata Bukittinggi, meningkat tajam menjelang Tahun Baru 2018. Hal tersebut diungkapkan bagian Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bukittinggi-Agam, H. Syafril.
“Tingkat hunian Hotel di Kota Bukittinggi pada 23, 24, 25 dan 26 Desember 2017 dalam kondisi 90 % terisi. Sedangkan pada 27, 28 dan 29 Desember 2017 diprediksi tingkat hunian Hotel menurun sekitar 50 %. Hal tersebut dikarenakan pada tanggal tersebut, para pegawai sudah mulai masuk kerja. Namun demikian pada akhir tahun menjelang perayaan Tahun Baru 2018, tingkat hunian Hotel akan kembali naik,” ungkap H. Syafril, Selasa (26/12/2017).
Untuk tarif hotel, lanjut dia, selama liburan dan menjelang Tahun Baru 2018, umumnya Hotel-Hotel di Kota Bukittinggi menyediakan harga publish rate, tidak menaikkan harga dan menggunakan diskon.
“Mungkin ada beberapa hotel yang menaikkan harga sewa kamar di atas publish rate, namun tidak semua hotel menaikkan tarif sewa kamar karena hal itu tergantung kebijakan di masing-masing perusahaan. PHRI Kota Bukittinggi tidak pernah menginstruksikan adanya kenaikan harga di hotel-hotel Bukittinggi menjelang Tahun Baru 2018,” jelasnya.
Pihaknya berharap, pihak hotel dan masyarakat Kota Bukittinggi tetap menggunakan kaidah dasar dalam Pariwisata menjelang Tahun Baru 2018, yaitu Sapta Pesona. Hal itu sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pengunjung serta mampu mendorong berkembangnya pariwasata Kota Bukittinggi.
“Sapta Pesona merupakan jabaran konsep sadar wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif. Sehingga mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata melalui perwujudan tujuh unsur dalam Sapta Pesona, antara lain Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan dan Kenangan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi, Erwin Umar ketika dimintai konfirmasi tentang kondisi pengunjung Kota Bukittinggi menjelang Tahun Baru 2018, pihaknya mengatakan sejak tanggal 24 Desember Kota Bukittinggi telah diserbu oleh pengunjung dari berbagai daerah.
“Beberapa objek wisata di Kota Bukittinggi, seperti Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK), Panorama dan Lubang Jepang juga mulai ramai dikunjungi wisatawan. Sedangkan pada 26 Desember 2017, kunjungan wisatawan juga terus meningkat. Sementara itu, tempat parkir di sekitaran objek wisata juga terlihat penuh dan agak sulit. Hal tersebut dikarenakan kondisi jalan yang sempit dan adanya bus pariwisata yang membawa rombongan,” tuturnya.
Dikatakan Erwin Umar, pada malam perayaan tahun baru area Jam Gadang tidak akan ditutup. Pemkot Bukittinggi hanya memfasilitasi tempat kepada para pengunjung yang akan menghabiskan waktu di seputaran Jam Gadang.
“Pada malam tahun baru, Pemkot Bukittinggi tidak akan menyelenggarakan acara di seputaran Jam Gadang, karena Kota Bukittinggi sedang dalam keadaan berduka pasca terbakarnya Pasar Atas, Pasar Aur Kuning dan penertiban di area Stasiun Bukittinggi. Jadi, Pemkot Bukittinggi cukup prihatin melihat kondisi tersebut, sedangkan di lain sisi Pemkot juga tidak bisa melarang pengunjung yang akan berkunjung ke Jam Gadang,” pungkasnya. (AD)