MENARAnews, Denpasar (Bali) – Gubernur Bali Made Mangku Pastika kembali menegaskan bahwa Level Awas Gunung Agung hanya berdampak terhadap 8 Km di sekitar Gunung Agung. Sedangkan daerah lain di Bali di luar zona rawan bencana tersebut dinyatakan aman dan tak akan terkena dampak jika Gunung Agung erupsi. Hal ini disampaikannya saat bertemu dengan komponen pelaku pariwisata Bali di Ruang Rapat Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Selasa (12/11/2017).
“Yang awas itu hanya 22 Desa radius 8 Km dari puncak gunung, ini dalam Kabupaten Karangasem saja yang statusnya awas, ini supaya jelas ya, jadi jangan sampai salah Bali itu tidak dalam status Awas,” ujarnya. Ia menambahkan diluar zona tersebut situasinya normal dan aman.
Sebelumnya dalam rapat terungkap bahwa masih banyak yang memiliki pemahaman bahwa Level Awas berlaku untuk seluruh pulau Bali. Itu sebabnya pelaku pariwisata kesulitan mendatangkan wisatawan ke Bali akhir-akhir ini. Bahkan pemerintah Cina secara tegas sudah membuat travel warning yang berdampak terhadap pembatalan kedatangan wisatawan ke Bali.
Pada kesempatan ini juga pemerintah dan pelaku pariwisata sepakat memperkuat Bali Tourism Hospitality dengan Ketua Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali sebagai pusat penanganan terhadap keadaan darurat di Bali. Gubernur Pastika mengatakan sudah ada Standart Operational Prosedure (SOP) yang bisa dipedomani oleh pelaku pariwisata.
Ia tak menampik letusan pertama beberapa waktu lalu menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan selanjutnya. Oleh karena itu ia mengajak seluruh pelaku pariwisata untuk bersama-sama melakukan usaha-usaha yang diperlukan untuk mengembalikan pariwisata Bali. Diantaranya dengan membantu memberikan informasi yang benar ke dunia luar dan menyiapkan.
Gubernur mengaku siap memfasilitasi keinginan pelaku pariwisata yang sesuai dengan kewenangannya. Diantaranya bagaimana menyampaikan beberapa harapan pelaku pariwisata yang terkait dengan pemerintah pusat.
Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali Dr. Gusti Kade Sutawa sebelumnya menyampaikan beberapa poin untuk mendapat solusi dari pertemuan ini. Diantaranya soal transportasi saat terjadi bencana, adanya crisis center dengan SOP yang jelas, bagaimana memberikan informasi yang benar ke masyarakat termasuk harapan agar event Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang diselenggarakan pemerintah pusat dapat diselenggarakan di Bali.
Dalam rapat ini juga terungkap bagaimana beberapa pelaku pariwisata sudah membuat aksi-aksi untuk menjamin kenyamanan wisatawan seperti pemberian kamar gratis jika terjadi erupsi hingga mempersiapkan transportasi untuk ke Bandara terdekat. (NN)
Editor: N. Arditya