MENARAnews, Kab. Badung (Bali) – Hingga saat ini wisatawan internasional (asing) yang bakal datang ke Bali masih sebatas rencana, belum terlihat realisasi nyata kedatangan mereka. Padahal imbauan Bali aman terkait erupsi Gunung Agung sudah dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah.
“Sampai detik ini memang belum terlihat realisasi kedatangan wisatawan internasional ke Bali. Memang, ada beberapa tapi dibandingkan kondisi normal, ya masih jauh. Tapi kami berusaha dengan memberikan jaminan bahwa Bali sangat aman dikunjungi,” tegas General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi di Kuta, Senin (18/12/2017).
Meski tamu internasional belum bisa dihitung secara riil tetapi untuk penerbangan domestik, pihaknya mengatakan ada peningkatan cukup baik. Prediksi peningkatan jumlah penumpang ini salah satunya dapat terlihat dari pengajuan tambahan penerbangan (extra flight) yang sudah diajukan oleh beberapa maskapai kepada pengolola bandara.
“Kami sudah menyetujui 477 rencana extra flight dan hampir 80 ribu tambahan kursi dari 5 maskapai, tujuannya domestik semua. Tertinggi rute dari dan ke Surabaya, totalnya ada 182 extra flight, kedua Lombok 112 penerbangan, Jakarta 81 penerbangan, sisanya ke beberapa kota di wilayah Timur Indonesia,” terang Yanus.
Dikatakan Yanus, Desember itu masuk high season. Tren penumpang dan penerbangan di akhir tahun itu selalu meningkat karena banyak yang ingin menghabiskan libur Natal dan tahun baru-nya di Bali.
Ia menambahkan, karena Bandara I Gusti Ngurah Rai akan dipadati penumpang, pihaknya dan komunitas bandara menyiagakan posko terpadu. “Kami harus memastikan semua aspek layanan baik fasilitas maupun SDM dalam kondisi siap,” ucapnya.
“Setiap hari akan ada 1.300 personil yang siaga. Itu belum termasuk dukungan dari pihak eksternal seperti dari Kepolisian, TNI AU, Otban, Basarnas dan KKP. Keamanan, keselamatan, kelancaran arus penumpang dan penerbangan menjadi fokus utama kami,” tambahnya lagi.
Untuk mengantisipasi adanya lonjakan penumpang inilah, pihak Angkasa Pura I secara intens melakukan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga kelancaran operasional penerbangan. “Tidak hanya di dalam area bandara, kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian untuk ikut membantu menjaga kelancaran akses dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai. Ini juga menjadi perhatian kami,” katanya.
Bandara I Gusti Ngurah Rai menyiapkan posko terpadu monitoring angkutan Natal 2017 dan tahun baru 2018 (Posko Nataru). Posko berlangsung selama 22 hari, terhitung tanggal 18 Desember 2017 sampai 8 Januari 2018.
Sesuai namanya, posko ini merupakan gabungan dari unsur Angkasa Pura I, Otoritas Bandara Wilayah IV, Pangkalan TNI AU Ngurah Rai, Kepolisian Kawasan Udara Ngurah Rai, Unit K-9, Basarnas, Kantor Kesehatan Pelabuhan, airline dan ground handling. Pada posko terpadu ini juga tersedia layanan kesehatan penumpang lengkap dengan dokter jaga dan ambulance yang akan siaga selama 24 jam. (NN)
Editor: N. Arditya