MENARAnews, Bukittinggi (Sumatera Barat) – Sejumlah Niniak Mamak, pelaku pariwisata kesenian dan kebudayaan serta sejumlah ASN terkait, mengikuti Rapat Koordinasi Pembangunan Karakter dan Peneguhan Jati Diri Masyarakat Berbasis Budaya. Rakor tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Walíkota Bukittinggi, Irwandi di Ballroom Grand Rocky Hotel, Senin (13/11).
Ketua panitia, Yernida Agus, Kabid Kebudayaan Disdikbud melaporkan, rakor ini dilaksanakan atas kerjasama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan RI dengan dinas pendidikan dan kebudayaan Bukittinggi.
“Rakor dilaksanakan dalam rangka memajukan kebudayaan setiap daerah di Indonesia. Hal ini dapat terlaksana dengan kerjasama pelaku pariwisata dan budaya. Karena dengan kerjasama tersebut dapat membangun dan membangkitkan kembali karakter dan peneguhan jati diri masyarakat berbasis budaya,” jelasnya.
Iwan Eka Septiawan, Asisten Deputi Nilai Dan Kreatifitas Budaya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan, menjelaskan rakor ini dilakukan untuk dapat merumuskan dan dikoordinasikan regulasi turunan dari UU no 5 tahun 2017 pada masing-masing daerah, khususnya Bukittinggi. Terdapat 10 tujuan pemajuan kebudayaan agar dapat dibangun karakter masyarakat yang berbudaya.
“Dari rakor ini, diharapkan munculnya ide dalam menyusun konsep strategis dalam optimalisasi SDM, baik itu dari birokrasi sendiri ataupun pelaku budaya untuk memanfaatkan objek budaya. Dengan regulasi yang ditetapkan pemda nantinya tentu akan memberikan payung hukum terhadap kemajuan kebudayaan masing-masing daerah,” harapnya.
Sementara, Wakil Walikota Bukittinggi, Irwandi optimis, akan didapat fokus untuk membangun kemajuan kebudayaan di Indonesia, khususnya Bukittinggi. Baik itu tradisi secara lisan, masalah adat istiadat, olahraga tradisi, teknologi tradisional, permainan anak nagari dan sejumlah kebudayaan lainnya.
Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan kebudayaan lokal di tengah kemajuan teknologi. Karena mental dan jati diri masyarakat harus tidak lepas dari kebjdayaan dan kearifan lokal, agar tidak terjerumus ke dalam efek negatif kemajuan zaman.
“Salah satu upaya dilakukan pemko, dengan sering melakukan event yang selalu menampilkan kebudayaan dan kearifan lokal. Kedepan, sesuai dengan program pemerintah pusat, Bukittinggi akan berupaya menyusun regulasi, khususnya aturan yang dapat melindungi dan mengembangkan kebudayaan ini,” ujar Wawako.
Irwandi melanjutkan, peran Niniak Mamak dan Bundo Kanduang sangat dominan di Bukittinggi dalam menjaga, mempertahankan dan memgembangkan budaya Minangkabau. Hal itu menjadi salah satu kekuatan di Bukittinggi dalam melaksanakan program nasional nantinya. (AD/ril)