MENARAnews, Denpasar (Bali) – Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar dinilai paling konsisten dalam mengembangkan kreatifitas budaya dan sejarah. Dengan mem-branding tiga (3) puri besar di Kota Denpasar, membuktikan bahwa Pemkot tidak saja konsisten tetapi juga memberi perhatian lebih terhadap semua potensi budaya tak terkecuali puri.
“Bahkan bisa jadi Pemkot Denpasar satu-satunya daerah di Provinsi Bali yang paling konsisten dalam pengembangan kreatifitas budaya dan sejarahnya termasuk keberadaan puri sebagai salah satu objek wisata city tour,” ungkap Kasubbag Pengumpulan Informasi dan Publikasi Humas dan Protokol Pemkot Denpasar I Wayan Hendaryana S.IP, M.AP, di Kantor Pemkot Denpasar, Selasa (14/11/2017).
Hendar menjelaskan, Pemkot sudah mem-branding tiga puri besar di Denpasar yakni Puri Pemecutan, Puri Satria dan Puri Kesiman sebagai contoh puri yang layak masuk menjadi objek wisata budaya dan sejarahnya. Lagi-lagi kriterianya adalah dari sisi kekayaan budaya dan sejarah dari puri itu sendiri.
Hendaryana mencontohkan Puri Pemecutan yang memiliki sejarah sebagai pusat pemerintahan Kota Denpasar saat itu dan sejarah dari puri-puri besar lainnya. ”Menentukan kriteria sebuah puri layak untuk di-branding sebagai objek wisata city tour tentunya melalui kajian-kalijan yang matang, objektif dan terukur, bukan asal-asalan,” tambahnya.
“Yang paling penting bagaimana sekarang menpertahankan puri agar potensi budaya dan sejarahnya seperti arsitekturnya atau hal-hal istimewa dari sejarah puri di zaman dulu bisa lebih dipahami di zaman now (sekarang-red),” tegasnya yang menambahkan di Denpasar ada sekitar 10 puri.
Hendaryana tidak menampik jika ada pendapat bahwa Pemkot Denpasar kurang maksimal memberikan perhatian terhadap puri karena keterbatasan dana namun hal itu tidak sepenuhnya benar karena sifatnya relatif.
“Keterbatasan dana pasti ada tapi dengan keterbatasan itulah bagaimana mencarikan solusinya. Pemerintah kan tidak bisa sepenuhnya membantu dalam hal dana, Bantuan kan tidak saja sebatas dana,” ingatnya.
Bantuan dari luar pemerintah sebenarnya bisa diupayakan misalnya mengajak para seniman dan anak-anak muda serta pihak swasta untuk ikut aktif dan berpartisipasi dalam semua hal, saran Hendaryana. (NN)
Editor: N. Arditya