MENARAnews, Denpasar (Bali) – Erupsi Gunung Agung berdampak pada kunjungan pariwisata khususnya di Kota Denpasar. Dampak ini juga terjadi pada penutupan penerbangan di Bandara Ngurah Rai hingga 29 Nopember. Kadis Pariwisata Denpasar M.A Dezire Mulyani yang ditemui Selasa (28/11/2017) di Kantor Walikota Denpasar mengatakan, erupsi Gunung Agung berdampak pada kunjungan pariwisata di Kota Denpasar terkait penutupan penerbangan di Bandara Ngurah Rai.
‘’Kami terus melakukan pendataan terkait kunjungan pariwisata Denpasar yang memang ada penurunan jumlah kunjungan dampak dari erupsi Gunung Agung, penanggulangan ini juga telah dibahas di Bali Tourism Board,’’ ujarnya.
Pembahasan dampak erupsi Gunung Agung menurut Dezire juga akan dilakukan bersama Kementerian Pariwisata RI. Namun langkah-langkah penanggulangan terkait kunjungan dan kepariwisataan dalam bencanan Gunung Agung ini sebelumnya telah dilakukan Pemkot Denpasar, yang saat ini terus melakukan evaluasi langkah ke depan.
Dezire juga mengatakan, beberapa kunjungan wisatawan dengan rombongan besar banyak yang menunda kunjungan ke Kota Denpasar. Disamping itu wisatawan yang akan meninggalkan Denpasar melalui Bandara Ngurah Rai juga banyak yang melakukan penundaan. “Tentu langkah ini juga kita telah lakukan evaluasi dan terus melihat perkembangan yang ada terkait erupsi Gunung Agung,” tuturnya.
Sesuai data Dinas Pariwisata Denpasar terkait perkembangan wisatawan yang menginap di Kota Denpasar, pada tahun 2016 domestik dan mancanegara total berjumlah 625.431 orang. Sementara pada tahun 2017 hingga bulan Oktober jumlah wisatawan menginap sebanyak 246.106 orang. Mengalami penurunan sebesar 60 persen.
Sementara Kadis Sosial Denpasar Made Mertajaya mengatakan Pemkot Denpasar telah siap siaga bencana erupsi Gunung Agung. Langkah yang telah dilakukan sama dengan penanganan pengungsi sebelumnya dengan tetap melakukan evaluasi disetiap posko yang ada.
Dari erupsi Gunung Agung, para pengungsi telah berdatangan ke Kota Denpasar. Seperti di posko Danau Tempe mengalami penambahan pengungsi yang sebelumnya 166 dan kali ini mencapai 188 orang. Posko Gurita juga telah berdatangan 11 KK pengungsi, serta pendataan ini terus dilakukan. Di Pos Induk dapat menampung 400 orang pengungsi dengan kelengkapan posko sudah disiapkan seperti tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) hingga perlengkapan masker juga telah disiapkan bersama BPBD Denpasar. (NN)
Editor: N. Arditya