MENARAnews, Lambar (Lampung)_Kabupaten Lampung Barat (Lambar) kembali pecahkan rekor Muri. Melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata setempat berhasil pecahkan MURI memasak sebayak 5433 Panccung Lemang di Pemangku Sinar Jaya, Pekon Mauar Jaya 2, Kecamatan Kebun Tebu, Jumat (20/10).
Acara tersebut di hadiri sekaligus di buka oleh Bupati Lampung Barat Drs Mukhlis Basri M.M., dan juga di hadiri oleh Wakil Bupati Lampung Barat Drs. Makmur Azhari, Ketua DPRD Lambar Edy Novial, S.Kom, Dandim 0422/LB Letkol Inf Iskandar, SH., M.Han, Para Asisten dan Staf Ahli Bupati Pemkab Lambar, Bupati Terpilih Periode 2017-2022 Parosil Mabsus, S.Pd, Forkompinda, Muspida para Camat, Peratin se-Kab. Lambar, para tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat se Kab. Lambar. Masyarakat sekitar yang turut hadir sebanyak 5000an orang.
Dalam Sambutannya Bupati Lambar, Mukhlis Basri menyampaikan sangat mendukung sekali kegiatan membakar lemang 6000 paccung yang dilaksanakan pada hari ini, karena kegiatan ini sebagai upaya Pemkab Lambar untuk mengangkat kembali tradisi ‘ngelemang’ yang merupakan kuliner trasional khas Lampung Barat.
Lemang adalah panganan dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. gulungan daun bambu berisi beras ketan dicampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang.
“Lemang adalah kuliner khas lampung barat yang biasanya ada pada saat lebaran atau pun acara adat, namun belakangan hanya sebagian kecil saja yang masih melestarikan tradisi tersebut, karena itu melalui kegiatan pemecahan rekor muri bakar lemang 6000 pancung ini kami berharap lemang bisa semakin dikenal bahkan menjadi salah satu kuliner yang selalu ada setiap saat,” ujarnya.
Selanjutnya Bupati Juga menyampaikan Rekor Muri ini bukan segala-galanya buat kita tapi ini dalam rangka menjaga budaya dan adat istiadat yang memang sudah turun menurun dari zaman nenk moyang kita. Kita sama-sama tau bahwa Lambar suku lampungnya berasal dari Skala Brak dari Lambar ini salah satu budaya yang ada adalah lemang. Lemang ini dilakukan pada waktu hari raya sebelum 1 syawal selesai melaksanaan ibadah puasa kemudian yang kedua pada waktu mau melaksanakan perkawinan setiap orang wajib membuat lemang begitu juga pada waktu anaknya melaksanakan sunatan 3 moment tersebut wajib ada lemang.
“Sekarang ini kalau kita tidak punya kepedulian lemang ini akan hilang 10 tahun 20 tahun akan hilang budaya lemang karena kita anak-anak muda ini tidak peduli lagi dengan budaya lemang karena lemang ini cukup sulit tidak cukup dengan mengunakan benda keras, tidak cukup dengan pengambilan pancung bambu, parut kelapa, dan pencucian beras, proses ketannya di cuci sampai dengan kayu, membakarnya cukup lama anak muda sekarang inikan tidak suka dengan beginian mereka lebih suka dengan yang instan –instan,” ujanrnya.
Selanjutnya tujuan diadakan acara Bakar Lemang ini adalah selain untuk Mencari Rekor Muri membakar lemang terbanyak selain itu juga sebagai ajang untuk melestarikan kuliner yang ada di Lampung Barat, karena Lemang merupakan salah satu Kuliner Tradisional Kab. Lampung Barat yang perlu kita jaga bersama dan jangan sampai dilupakan.
“Saya berharap yang terlibat dalam panitia bakar lemang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab agar kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan keinginan kita bersama agar pencapaian rekor muri membakar lemang terbanyak dapat tercapai dengan baik,” pintanya.
Terus saya ucapkan terima kasih atas antusias dan keikutsertaannya, mari kita sukseskan acara ini, dan atas nama pemerintah daerah kabupaten lampung barat, saya mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Dan Kebudayaan serta semua pihak yang telah ikut membantu di dalam melaksanakan acara pemecahan rekor muri membakar lemang 6.000 pancung, sehingga semua dapat berjalan dengan baik dan lancar. (SL)