MENARAnews, Tubaba (Lampung)_Menjelang akhir tahun 2017 harga gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg) di Kabupaten Tulang Bawang Barat, melonjak naik. Harga gas yang sebelumnya dijual pengecer Rp 20 ribu, sepekan kemudian naik menjadi Rp 24 ribu.
Kenaikan dari harga HET ini diduga disebabkan terjadinya kelangkaan pasokan dalam beberapa bulan terakhir. Namun anehnya harga bahan bakar gas tersebut pengecer menjual dengan harga bervariasi dari Rp 22 ribu hingga Rp 24 ribu.
Leny (40), warga Tirtakencana, Kecamatan Tulangbawang Tengah mengaku keberatan dengan mahalnya harga elpiji 3 kg yang dijual pengecer. Ia tepaksa memasak menggunakan kayu bakar karna tak mampu membeli gas.
“Harapan saya supaya pemerintah dapat mengendalikan harga gas elpiji 3 kg, biar tidak terlalu membebani masyarakat kecil yang saat ini mencapat Rp 24 ribu per tabung,” harapnya, Minggu (22/10/2017).
Tidak merata dan bervariasinya harga gas elpiji tiga kg di tingkat eceran tersebut juga menyisakan pertanyaan bagi warga di Tiyuh/desa Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah.
“Saat ini harga beli gas elpiji bersubsidi 3 kg di tempat saya cuma Rp22 ribu per tabung. Saya tidak tahu kenapa harga gas di pengecer kok beda-beda,” ungkap Nuraini.
Sementara Sukiman, pengecer gas LPG ukuran 3 kilogram mengungkapkan, tidak meratanya harga tersebut kemungkinan karena tambahan biaya transportasi.
“Kalau di Pulung Kencana kemungkinan dekat dengan pusat kota, jadi lebih mudah pengirimannya. Sementara wilayah lainnya mungkin lebih jauh. Bisa saja biaya transportasinya beda jadi harga juga bervariasi,” ungkap Sukiman. (JE)