MENARAnews, Denpasar (Bali) – Festival Indonesia di Rusia Tahun 2016 yang datang lebih dari 68.000 orang sedangkan Agustus 2017 lebih dari 91.600. Untuk Festival 2018 yang akan berlangsung pada 3 hingga 5 Agustus 2018 mengambil tempat 18 Hektar yang berarti 3 kali lipat dari tahun lalu yang hanya 6 Hektar, maka target audien 120.000 orang. Hal tersebut diungkapkan oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Rusia, M. Wahid Supriyadi di Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali dalam acara Pertemuan dengan UMKM Binaan BUMN mengenai Peluang Pasar untuk Rusia dan Persiapan Festival Indonesia Ke-3 di Rusia, Senin (16/10/17).
“Hasil dari festival perdagangan Indonesia untuk Rusia naik 33,2%, segi pariwisata Januari – Juli 2017 turis Rusia ke Indonesia dari segi persentase 57%, kedua baru China dan 90% dari mereka kunjungan ke Bali,” ungkap Dubes Indonesia untuk Rusia.
Pihaknya menyampaikan bahwa kendalanya adalah anggaran yang terbatas, meskipun demikian tetap berusaha mendorong para pelaku usaha bersama-sama untuk dapat ke Rusia menjual produknya dengan mengikuti sistem paket. Tahun lalu Bali terwakili namun dinilai belum maksimal oleh karena itu Kepala KPwBI Provinsi Bali, Causa Iman Karana mempunyai inisiatif mengumpulkan para pengusaha dan sambutan mereka luar biasa.
Produk yang paling diminati masyarakat Rusia adalah buah-buahan tropis, kopi dan furniture. “Produk yang sangat diminati adalah produk makanan yaitu tropical fruit dimana harga 1 biji rambutan Rp. 20.000,-, 1 biji mangga Rp. 150.000,- hingga Rp. 200.000,-, 1 biji manggis Rp. 48.000,-, serta pisang, salak dan lainnya. Namun hal tersebut harus menggunakan Air Cargo maka kita sedang negosiasi dengan Garuda agar dapat terbang langsung karena jika menggunakan jalur laut memakan waktu 40 hari dan buah menjadi busuk. Selain buah tropis yang diminati adalah kopi dan furniture. Produk yang dipamerkan hampir semua habis, apalagi kopi dalam waktu 1,5 jam pada festival tahun lalu sudah habis, jadi market ada disana. Banyak toko-toko disana menjual bahan-bahan dari kayu dimana barangnya langsung diimpor dari Bali,” papar M. Wahid Supriyadi.
Sementara itu, modal yang dipakai dalam festival sebelumnya menggunakan sepertiga anggaran dari Kedutaan, sedangkan sisanya dua per tiga dengan sponsor. Lokasi Festival nantinya di dalam kota dengan tepatnya di Krasnaya Presnya dekat dengan Crown Plaza dan Mall terbesar Avia Mall. Terdapat potensi pasar U$ 13,5 Milyar merupakan potensi nilai impor makanan yang dahulu didatangkan dari Uni Eropa di Rusia yang bisa digarap.
“Goalnya adalah peningkatan perdagangan, pariwisata dan investasi yang selama ini sudah naik. Tahun 2016 dari festival mendapatkan 2,6 Milyar dengan surplus 1,8 Milyar. Penerbangan selama ini dari Rusia melalui Timur Tengah memakan waktu tempuh 18 jam, sedangkan jika langsung hanya 11 jam, apabila langsung kunjungan akan meningkat. Daftar kunjungan turis Rusia di Bali peringkat orang menduduki nomor 13, pengeluaran peringkat 4, dan menurut data nasional kualitas turis Rusia mayoritas merupakan konsumen Bintang 5,” pungkas M. Wahid Supriyadi. (NN)
Editor : N. Arditya